Hai Kawan Sehat!
Tahukah kalian kalau kanker payudara menduduki peringkat satu dalam jumlah diagnosa kanker baru di Indonesia lho. Pada tahun 2020 sendiri, kanker payudara menyumbang 68.858 kasus (16.6%) dari keseluruhan 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Kanker ini juga merupakan kanker penyebab kematian nomor 1 bagi populasi perempuan di Indonesia.
Apa Itu Kanker Payudara?
Sebelum berbicara tentang risiko, ada baiknya kita mengenali terlebih dahulu apa itu kanker payudara. Kanker payudara merupakan salah satu jenis dari penyakit kanker. Penyakit kanker adalah kondisi dimana sel-sel di dalam tubuh kita mengalami kerusakan, menyebabkan mereka tumbuh tidak terkontrol. Pertumbuhan sel ini lah yang akan tampak sebagai benjolan, atau tumor. Kanker payudara secara terbatas adalah kondisi dimana sel-sel di payudara kita tumbuh tidak terkontrol.
Mengapa Hal Ini Berbahaya?
Sel kanker yang berkembang biak secara berlebihan ini akan berkompetisi dengan sel-sel tubuh kita yang sehat, merampok nutrisi dari tubuh kita untuk mereka berproliferasi dan merusak sel yang sehat. Kanker pada tahap lanjut dapat menyebar jauh dari lokasi awal mereka tumbuh, yang dinamakan sebagai metastasis. Ketika hal ini terjadi, semakin banyak sel-sel sehat di tubuh kita yang digantikan oleh sel kanker dan tubuh akan semakin sulit menjalankan fungsinya.
Wah Seram Sekali… Jadi Apa Saja Risiko Kanker Payudara?
Tenang, jangan panik dulu. Semua manusia baik perempuan dan laki-laki memang memiliki risiko mengidap kanker payudara. Namun hanya beberapa populasi yang memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara.
Risiko didefinisikan sebagai probabilitas suatu hal terjadi dalam periode waktu tertentu.
Maksudnya?
Kalau kita kebut-kebutan di jalanan, akan ada risiko tertabrak. Belum tentu terjadi, namun risiko tertabrak akan selalu ada. Saat kita memasak kita tentu berisiko terciprat minyak. Apakah pasti terciprat? Belum tentu, namun risikonya ada.
Sama halnya dengan kanker payudara. Fakta mengatakan 1 dari 8 perempuan berisiko mengidap kanker payudara, namun bukan berarti di Rukun Tetangga anda akan ada satu perempuan yang terkena kanker. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan dari risiko seumur hidup perempuan untuk terjangkit kanker payudara.
Banyak mitos-mitos tidak benar yang beredar mengenai risiko kanker payudara. Hingga saat ini ilmuwan telah berhasil mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan risiko kita terkena kanker payudara, namun pada dasarnya risiko kanker payudara adalah personal. Risiko anda akan berbeda dengan tetangga, teman, bahkan saudara kandung sendiri. Memiliki banyak faktor risiko tidak serta merta menyebabkan kanker payudara, namun secara tidak langsung meningkatkan kemungkinan terkena kanker payudara.
Faktor Risiko Diluar Kendali
Jenis Kelamin. Meskipun laki-laki juga dapat mengidap kanker payudara, perempuan 100x lipat lebih sering terdiagnosa dengan kanker payudara. Hal ini dikarenakan perempuan memproduksi hormon estrogen yang bekerja secara langsung pada sel-sel payudara.
Usia. Seiring bertambahnya usia, risiko kanker payudara juga ikut meningkat. Perempuan usia muda dapat mengalami kanker payudara, namun lebih sering ditemukan pada perempuan >50 tahun.
Faktor Keturunan. Keluarga derajat pertama (orangtua, saudara kandung, anak) dengan riwayat keganasan akan meningkatkan risiko relatif kanker payudara hingga 2-4x lipat. Keluarga derajat kedua (nenek, tante, sepupu) meningkatkan risiko hingga 1.5x lipat. Mutasi gen seperti gen BRCA1 atau BRCA2 akan meningkatkan risiko juga.
Riwayat Tumor Payudara. Memiliki riwayat kanker payudara sebelumnya akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara kembali. Namun tumor payudara lainnya yang bukan kanker juga dapat meningkatkan risiko, terutama bila terdapat hiperplasia atau neoplasia pada hasil biopsi jaringan payudara.
Terapi Radiasi. Riwayat terapi radiasi berulang terutama pada perempuan usia muda dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara.
Riwayat Menstruasi. Pada saat menstruasi, level estrogen dalam tubuh perempuan akan menjadi tinggi. Eksposur sel payudara terhadap estrogen akan meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara. Perempuan dengan usia menstruasi pertama sebelum 12 tahun dan menopause setelah usia 55 tahun akan lebih lama terekspos dengan hormon estrogen, dimana risiko kanker payudara akan ikut meningkat.
Dietilstilbestrol (DES). DES merupakan terapi estrogen sintetis yang diberikan pada sekitar tahun 1940 hingga 1971 untuk mencegah keguguran. Pada populasi perempuan yang mendapatkan terapi ini risiko kanker payudara meningkat cukup signifikan, dan risiko ini juga meningkat pada anak-anak mereka.
Faktor Risiko Yang Dapat Dikendalikan
Obesitas. Berat badan berlebih meningkatkan risiko kanker payudara. Pada populasi obes, risiko terjadinya kanker secara berulang juga meningkat setelah menyelesaikan terapi kanker payudara.
Kontrasepsi Hormonal. Kontrasepsi hormonal dalam bentuk apapun (pil KB, IUD, injeksi,dll) akan meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko ini turun hingga level normal ketika penggunaan kontrasepsi dihentikan. Perempuan berusia 40 tahun keatas yang ingin memulai kontrasepsi perlu berdiskusi dengan tenaga kesehatan terkait opsi-opsi kontrasepsi yang dapat digunakan, terutama pada populasi berisiko tinggi.
Hamil dan Menyusui. Melahirkan pada usia 20-30 tahun dan menyusui memiliki efek protektif terhadap sel payudara. Periode ASI eksklusif akan mengurangi waktu tubuh terekspos dengan estrogen, dimana risiko kanker payudara ikut turun.
Terapi Hormon Menopause. Terapi untuk mengurangi gejala menopause pada perempuan diketahui meningkatkan risiko kanker payudara dalam 10 tahun. Tidak hanya kanker, terapi ini juga ditemukan meningkatkan risiko terjadinya stroke, serangan jantung, serta penyakit lainnya.
Merokok. Rokok mengandung banyak zat-zat kimia yang bersifat karsinogenik. Zat-zat tersebut akan merusak sel-sel tubuh yang sehat menjadi sel kanker. Risiko kanker payudara meningkat tidak hanya pada perokok aktif namun juga pada perokok pasif. Rokok akan menyebabkan proses peradangan terus menerus pada tubuh, mengganggu proses penyembuhan alami tubuh, dan meningkatkan risiko penyakit-penyakit lainnya.
Polusi. Seperti rokok, zat-zat polutan di lingkungan seperti pestisida, limbah industri, hingga zat pengawet pada makanan bersifat karsinogenik. Pajanan terus menerus oleh zat-zat ini akan meningkatkan risiko kanker payudara serta kondisi-kondisi lainnya.
Begitulah kurang lebih Kawan Sehat faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kita terkena kanker payudara. Risiko kanker payudara sebenarnya bisa Kawan Sehat hitung menggunakan kalkulator risiko di OncoDoc, lho! Melalui OncoDoc , Anda bisa mengukur tingkat risiko mengidap kanker payudara, serta mendapatkan informasi skrining lanjutan dan informasi faskes terdekat yang bisa Anda datangi untuk berkonsultasi lebih lanjut. Unduh aplikasi OncoDoc sekarang melalui Google Playstore sekarang, atau cek risiko kanker payudara dari oncodoc.id!
Sumber :
Ditulis oleh: dr. Leorca Aurino
Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM