Ternyata, pembesaran pada prostat tidak selalu berarti kanker prostat. Ada pula kondisi yang dikenal sebagai Benign Prostate Hyperplasia (BPH). Yuk kita kenali perbedaanya!
Apa perbedaan utama kanker prostat dan BPH?
Perbedaan utama BPH dan kanker prostat adalah jenis sel yang bereplikasi pada kedua penyakit tersebut. Pada BPH, sel yang berlipat ganda bersifat benign atau jinak, sehingga pertumbuhan sel terbatas pada organ prostat saja. Sedangkan, jenis sel yang bereplikasi pada kanker prostat bersifat cancerous atau ganas, sehingga dapat menyebar ke area tubuh lain di luar prostat.
Area prostat yang mengalami pembesaran juga berbeda. Prostat dibagi menjadi 3 zona kelenjar, yaitu zona perifer, zona sentral, dan zona transisi. Pada BPH, kebanyakan pembesaran dimulai dari sel di zona transisi. Sedangkan, pada kanker prostat, 70–80% sel kanker berasal dari sel di zona perifer.
Apakah BPH dan kanker prostat dialami oleh kelompok populasi yang sama?
BPH dan prostat sama-sama umum ditemukan pada pria usia di atas 40 tahun. Gejala terkait BPH dialami oleh 1 dari 4 pria di atas usia 55 tahun. Sedangkan, diagnosis kanker prostat ditemukan pada 1 dari 6 pria di atas usia 65 tahun.
Selain jenis kelamin dan usia, faktor risiko yang sama pada kedua penyakit tersebut adalah riwayat keluarga. Seseorang memiliki risiko mengalami kanker prostat dan BPH lebih tinggi jika memiliki anggota keluarga dekat (ayah, anak atau saudara kandung) dengan penyakit tersebut.
Apakah gejala kanker prostat dan BPH serupa?
Akibat pembesaran prostat pada BPH yang menekan uretra dan kandung kemih, maka timbul keluhan terkait buang air kecil yang sulit diabaikan. Gejala-gejala ini dikenal sebagai lower urinary tract symptoms (LUTS). Beberapa keluhan yang dapat muncul adalah:
Di sisi lain, kanker prostat pada stadium awal seringkali tidak bergejala. Biasanya, ketika gejala muncul, maka kanker prostat sudah ada di stadium yang lebih parah. Selain LUTS, beberapa gejala yang dapat muncul pada kanker prostat stadium lanjut:
Bagaimana cara membedakan kanker prostat dan BPH dengan pasti?
Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika terdapat keluhan atau faktor risiko terkait kanker prostat dan BPH. Pemeriksaan meliputi anamnesis untuk menggali riwayat penyakit dan pemeriksaan fisis, termasuk pemeriksaan colok dubur. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan sesuai indikasi, seperti pemeriksaan darah untuk mengukur kadar PSA (prostate-specific antigen) dan alkalin fosfatase, hingga biopsi prostat.
Untuk itu, jika Kawan Sehat ingin melakukan skrining, atau mengalami gejala yang disebutkan di atas, silahkan berkonsultasi dengan dokter ya!
Referensi
Ditulis oleh: dr. Salma Suka Kyana Nareswari, MRes
Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM