Berita

←   Kembali ke daftar berita Mengenal Kanker Hati

Mengenal Kanker Hati

Mengenal Kanker Hati: Hepatocellular Carcinoma

Apa Itu Kanker Hati?

Kanker hati atau hepatocellular carcinoma (HCC) adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel hati. Hati adalah organ vital yang memiliki banyak fungsi penting, seperti memproduksi empedu untuk pencernaan lemak, menyaring racun dalam tubuh, menyimpan energi dalam bentuk glikogen, dan memproduksi protein penting seperti albumin. Kanker hati sering kali berkembang pada orang dengan kondisi hati yang sudah mengalami kerusakan sebelumnya, seperti sirosis.

Kondisi Kanker Hati di Indonesia

Kanker hati menempati urutan ke-5 sebagai kanker terbanyak di Indonesia, dengan 23.805 kasus pada tahun 2022. Di tahun yang sama, kanker hati juga menempati urutan ke-2 sebagai penyebab kematian kanker tertinggi (setelah kanker paru), dengan jumlah kematian di tahun 2022 sebanyak 23.383 kematian.

Data di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta menunjukkan bahwa pada tahun 2015 – 2021, 54% pasien datang dengan stadium lanjut (Stadium C atau D), yang mana hal ini sangat mempengaruhi terhadap peluang hidup pasien. Data yang sama menunjukkan bahwa dalam satu tahun, hanya 13,6% pasien HCC stadium D yang bertahan hidup; sedangkan pada stadium C, angka kesintasan dalam satu tahun masih mencapai 47,6%.

Faktor Risiko Kanker Hati

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengembangkan kanker hati, di antaranya:

  1. Hepatitis B atau Hepatitis C: Infeksi virus hepatitis B atau C dapat merusak hati dan meningkatkan risiko terjadinya HCC. Kedua virus ini dapat menyebabkan peradangan kronis yang akhirnya berujung pada sirosis dan kanker hati. Infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C merupakan penyebab terbanyak dari kanker hati,
  2. Sirosis: Sirosis adalah kondisi di mana jaringan hati rusak dan digantikan dengan jaringan parut. Sirosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti konsumsi alkohol berlebihan, hepatitis, atau penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD).
  3. Penyakit Hati Berlemak Non-Alkohol (NAFLD): Ini adalah kondisi di mana ada penumpukan lemak di hati tanpa adanya konsumsi alkohol yang berlebihan. NAFLD dapat berkembang menjadi sirosis dan meningkatkan risiko kanker hati.
  4. Konsumsi Alkohol Berlebihan: Alkohol yang dikonsumsi dalam jumlah besar dan dalam jangka panjang dapat merusak hati dan berkontribusi pada perkembangan sirosis, yang menjadi faktor risiko utama HCC.
  5. Obesitas: Obesitas dapat meningkatkan risiko NAFLD dan sirosis, yang pada gilirannya meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker hati.
  6. Diabetes Tipe 2: Penderita diabetes tipe 2 memiliki peningkatan risiko untuk mengembangkan NAFLD dan sirosis, yang dapat berujung pada HCC.

Gejala Kanker Hati

Pada tahap awal, kanker hati sering tidak menimbulkan gejala yang jelas. Namun, seiring berkembangnya penyakit, beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:

  • Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian kanan atas.
  • Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Kelelahan atau mudah lelah.
  • Mual atau muntah.
  • Kulit dan mata menguning (ikterik)
  • Pembengkakan perut atau kaki.

Diagnosis Kanker Hati

Diagnosis kanker hati biasanya melibatkan beberapa langkah, termasuk:

  1. Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa gejala dan tanda yang dapat mengindikasikan adanya masalah pada hati.
  2. Pemeriksaan laboratorium: Tes untuk mengukur kadar alfa-fetoprotein (AFP) yang dapat meningkat pada penderita kanker hati. Namun, tidak semua penderita HCC memiliki kadar AFP yang tinggi, sehingga tes ini tidak selalu cukup untuk diagnosis. Beberapa parameter lain juga diperiksa, seperti transaminase hati, kadar albumin, dan bilirubin, untuk menilai bagaimana fungsi hati. Pemeriksaan ini juga penting untuk menentukan stadium
  3. Pencitraan: Pemeriksaan seperti ultrasound, CT scan, atau MRI sering digunakan untuk mendeteksi adanya tumor di hati. Selain itu, pemeriksaan ini juga dapat menemukan adanya metastasis atau anak sebar dari kanker di organ lain.
  4. Biopsi: Dalam beberapa kasus, biopsi hati dilakukan untuk memeriksa sel-sel hati secara langsung dan memastikan adanya kanker.

Pengobatan Kanker Hati

Pengobatan untuk kanker hati dapat bervariasi tergantung pada stadium penyakit, fungsi hati, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Beberapa pilihan pengobatan yang umum meliputi:

  1. Transplantasi Hati: Jika kanker belum menyebar ke organ lain dan pasien memiliki sirosis atau kerusakan hati berat, transplantasi hati bisa menjadi pilihan. Namun, ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk keberadaan donor organ.
  2. Reseksi Hati: Jika tumor terbatas pada bagian tertentu dari hati dan hati lainnya masih berfungsi baik, reseksi atau pengangkatan sebagian hati mungkin dapat dilakukan.
  3. Terapi Ablasi: Prosedur seperti radiofrequency ablation (RFA) atau cryoablation dapat digunakan untuk menghancurkan tumor
  4. Kemoterapi dan Terapi Target: Dalam beberapa kasus, kemoterapi atau obat-obatan terapi target digunakan untuk mengobati kanker hati, meskipun efektivitasnya bisa terbatas.
  5. Imunoterapi: Terapi ini bertujuan untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Beberapa jenis imunoterapi telah menunjukkan hasil yang menjanjikan pada pasien dengan HCC.

Pencegahan Kanker Hati

Pencegahan kanker hati sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi. Beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko kanker hati antara lain:

  1. Vaksinasi Hepatitis B: Vaksinasi dapat melindungi dari infeksi hepatitis B, yang dapat menyebabkan kerusakan hati jangka panjang.
  2. Pencegahan Hepatitis C: Mencegah infeksi hepatitis C dengan menghindari berbagi jarum suntik atau paparan darah yang terkontaminasi sangat penting.
  3. Menghindari Alkohol Berlebihan: Mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol dapat membantu melindungi hati dari kerusakan.
  4. Menjaga Berat Badan Ideal dan Gaya Hidup Sehat: Diet sehat, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan yang sehat dapat mengurangi risiko penyakit hati berlemak dan sirosis.
  5. Pemeriksaan Rutin: Bagi mereka yang memiliki faktor risiko, seperti penderita hepatitis kronis atau sirosis, pemeriksaan rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker hati sangat penting.

Kesimpulan

Kanker hati atau hepatocellular carcinoma adalah jenis kanker yang serius, tetapi dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, peluang pengobatan dapat meningkat. Memahami faktor risiko, mengenali gejala, dan mengikuti langkah pencegahan dapat membantu Anda mengurangi risiko kanker hati. Jika Anda merasa berisiko atau memiliki gejala yang mencurigakan, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.


Sumber:

  1. ESMO. 2020. Kanker Hati: Panduan untuk Pasien.
  2. Hasan, Irsan; Gani, Rino Alvani; Sulaiman, Andri Sanityoso; et al (2023) "Profil Klinis dan Kesintasan Pasien Karsinoma Sel Hati di Rumah Sakit Rujukan Tersier Indonesia Tahun 2015-2021," Jurnal Penyakit Dalam Indonesia: Vol. 10: Iss. 2, Article 9. DOI: 10.7454/jpdi.v10i2.1455
    Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol10/iss2/9
  3. GLOBOCAN. 2022. Indonesia Cancer Fact Sheet