Berita

←   Kembali ke daftar berita HPV DNA: Apa yang diperiksa?

HPV DNA: Apa yang diperiksa?

Pemeriksaan HPV DNA merupakan salah satu pemeriksaan skrining kanker yang akan dikembangkan oleh Kementrian Kesehatan. Walaupun sebenarnya pemeriksaan ini sudah tersedia secara luas di beberapa rumah sakit dan laboratorium, Kemenkes berencana untuk menjadikan pemeriksaan ini sebagai alat skrining berskala besar seperti tes IVA. Yuk kita bahas bersama tentang pemeriksaan ini.

Apa itu pemeriksaan HPV DNA?

HPV DNA, seperti namanya, adalah pemeriksaan dari DNA / komponen genetik dari human papillomavirus  atau HPV. Secara khusus, pemeriksaan HPV DNA ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya infeksi HPV dengan strain atau varian yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks pada wanita.

Siapa yang boleh melakukan pemeriksaan HPV DNA ini?

Pemeriksaan ini direkomendasikan untuk dilakukan pada wanita berusia 25 tahun hingga 65 tahun, atau wanita usia lebih muda dan pernah melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan ini dilakukan ketika tidak sedang menstruasi (hari ke 10 - 20 pada siklus menstruasi), tidak berhubungan seksual dalam 2x24 jam terakhir, dan tidak memakai obat / alat yang dimasukkan dalam vagina (misal: tampon) dalam 24 jam terakhir.

Bagaimana cara pemeriksaannya?

Pengambilan sampel untuk pemeriksaan HPV memiliki kemiripan dengan pemeriksaan PAP Smear. Pasien diposisikan dalam posisi berbaring dengan kaki terbuka / litotomi. Selanjutnya, spekulum akan dimasukkan ke liang vagina dan dibuka hingga serviks terlihat. Stik khusus akan dimasukkan dan diusapkan ke area serviks untuk mengambil sampel sel-sel epitel serviks (swab serviks), setelah itu stik ini akan dimasukkan ke dalam tabung pengumpul untuk kemudian dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. Terkadang, pemeriksaan ini dapat dilakukan bersamaan dengan PAP-Smear.

Jika sudah keluar hasilnya, apa yang harus saya lakukan?

Jika hasil tes HPV DNA ini negatif, maka pemeriksaan dapat diulang dalam 5 - 10 tahun kedepan. Namun apabila hasilnya menunjukkan positif, disarankan untuk melakukan tes HPV DNA lagi 1 tahun berikutnya. Jika hasilnya positif, maka pasien akan dirujuk untuk dilakukan kolposkopi oleh dokter spesialis kandungan.

Kalau sudah ada IVA dan PAP Smear, kenapa masih perlu dilakukan pemeriksaan HPV DNA?

Sedikit berbeda dengan tes IVA dan PAP Smear, dimana kita mencari adanya sel-sel serviks yang berubah sifat menjadi ganas, pemeriksaan HPV DNA ini mendeteksi ada / tidaknya infeksi dari HPV yang bisa terjadi bahkan sebelum terjadi perubahan sel epitel serviks, sehingga kemungkinan terjadinya kanker serviks sudah bisa diketahui lebih dini dan upaya pencegahan penularan dan/atau terapi bisa segera dilakukan.

Sumber:

1. https://www.cdc.gov/std/treatment-guidelines/hpv-cancer.htm
2. https://www.who.int/europe/news-room/11-09-2021-who-recommends-dna-testing-as-a-first-choice-screening-method-for-cervical-cancer-prevention