Berita

←   Kembali ke daftar berita MENGENAL GEJALA LEUKEMIA PADA ORANG DEWASA

MENGENAL GEJALA LEUKEMIA PADA ORANG DEWASA

Leukemia merupakan kanker yang menyerang sel darah. Biasanya kelainan diawali pada keganasan di sel sumsum tulang. Perjalanan penyakit leukemia dapat berjalan akut maupun kronis. Beberapa tipe leukemia banyak terjadi pada anak, namun ada pula leukemia yang menyerang dewasa. Gejala leukemia biasanya tidak spesifik seperti lemas, penurunan berat badan, memar ataupun perdarahan. Lalu gejala apa saja yang dapat diwaspadai untuk dicurigai kearah leukemia terutama pada orang dewasa?

Leukemia merupakan keganasan pada sel pembentuk darah di sumsum tulang yang dapat menyebar ke peredaran darah dan sistem limfatik. Leukemia terbagi menjadi akut dan kronis. Perbedaan keduanya terkait kelainan yang dialami dan gejala yang dapat muncul. Leukemia akut biasanya menyebabkan pertumbuhan sel cepat sehingga sel darah imatur atau belum matang dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Keadaan ini lebih banyak terjadi pada anak. Sedangkan pada leukemia kronis, sel darah yang dibentuk masih matur sehingga masih dapat berfungsi meski tidak sebagaimana mestinya dan menyebabkan pasien tidak bergejala ataupun gejala muncul secara lambat.

Leukemia akut sering ditemukan pada pasien dengan riwayat keluarga menderita kanker darah. Gejala yang dijumpai berupa gejala kegagalan sumsum tulang dan gejala organ lain yang ditumbuhi sel leukemia. Gejala kegagalan sumsum tulang dapat berupa anemia dengan keluhan lemas, mudah lelah, pusing melayang, dan sesak nafas pada saat aktivitas fisik. Selain itu dapat ditemukan demam tanpa sebab infeksi yang jelas, risiko infeksi saluran nafas atas (ISPA) atau pneumonia, dan gejala ini tidak membaik dengan pemberian antibiotik oral. Pasien juga akan mengalami trombositopenia atau penurunan kadar trombosit yang menyebabkan perdarahan spontan (gusi berdarah, mimisan) dan perdarahan pada kulit (bercak kemerahan). Perdarahan di tempat lain seperti paru-paru, saluran cerna, dan sistem saraf pusat juga dapat terjadi. Pada perempuan usia produktif bisa juga ditemukan menorrhagia/perdarahan banyak pada saat haid. Nyeri tulang dapat dirasakan karena peningkatan tekanan di sumsum tulang serta adanya keterlibatan sistem saraf pusat dan keluhan terkait saraf.

Gejala pada leukemia kronis biasanya tidak bergejala (25-50%) dan gejala muncul secara perlahan. Kebanyakan pasien tanpa gejala hanya menemukan kelainan pada kadar leukosit saat sedang melakukan pemeriksaan darah. Keluhan yang paling banyak ditemukan adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening (87%) dan infeksi berulang seperti pneumonia atau herpes zoster. Pada leukemia kronis, gejala yang muncul dibagi menjadi 3 fase. Fase kronik meliputi keluhan lemas, berat badan turun tanpa sebab yang jelas, mudah lelah, demam tidak tinggi dan keringat berlebih/hiperhidrosis, rasa cepat kenyang dan penurunan porsi makan karena pembesaran limpa, rasa nyeri di perut kiri atas apabila disertai kematian sel limpa. Selanjutnya pada fase akselerasi biasanya dijumpai perdarahan, bercak perdarahan pada kulit, nyeri tulang dan demam disertai dengan infeksi. Dan pada fase Blast, ditemukan gejala anemia (lemas, mudah Lelah, pusing), penurunan trombosit (perdarahan spontan), pembesaran limpa dan tidak adanya respon pengobatan yang biasa dilakukan pada keluhan diatas.

Gejala leukemia tidak terlalu spesifik mengingat penyebarannya yang dapat beredar diperedaran darah dan seluruh tubuh hingga masuk kedalam organ. Gejala yang perlu diwaspadai sama seperti kanker pada umumnya yaitu keluhan demam tanpa sebab, penurunan berat badan, lemas berkepanjangan dan karena leukemia menyerang sel darah, maka perlu perhatian khusus jika mudah terjadi perdarahan yang tidak lazim.

 

Referensi

  1. Centers for Disease Control and Prevention. Questions and Answers About Leukemia. Available from: https://www.cdc.gov/nceh/radiation/phase2/mleukemi.pdf.
  2. Davis AS, Viera AJ, Mead MD. Leukemia: An Overview For Primary Care. American Family Physician.2014;89(9):731-8

 

Ditulis oleh: dr. Fadhilla Chrisanti

Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM