Kanker usus besar atau kanker kolorektal merupakan keganasan yang terjadi pada wilayah usus besar hingga rektum (usus besar sebelum anus) yang banyak ditemukan dengan angka kematian tinggi. Asosiasi Kanker Amerika menyebutkan bahwa kanker usus besar merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab kematian kedua terbanyak di Amerika. Kanker ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, selain dipengaruhi oleh genetik. Asupan makanan menjadi salah satu faktor penting yang menyebabkan kanker. Apa saja makanan yang meningkatkan risiko kanker usus?
Etiologi kanker kolorektal belum diketahui secara pasti namun diduga disebabkan berbagai faktor. Kanker kolorektal dapat bersifat genetik atau diturunkan, tetapi 70% kasus merupakan kasus sporadik atau disebabkan oleh suatu sebab yang tidak terduga. Faktor risiko yang menyebabkan kanker terbagi menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak di modifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi berupa usia > 40 tahun, riwayat pada keluarga dan riwayat menderita irritable bowel disease. Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi berupa inaktivitas, obesitas, konsumsi tinggi daging merah, merokok, dan konsumsi alkohol.
Beberapa studi menunjukan bahwa konsumsi daging merah dan daging olahan meningkatkan risiko kanker usus, sedangkan konsumsi susu rendah lemak, ikan dan kacang-kacangan dapat menurunkan risiko tersebut. Pola diet pasien mempengaruhi angka kesakitan dan risiko kematian pasien. Masyarakat dengan budaya Barat memiliki pola diet banyak konsumsi lemak, daging merah, mentega, susu, krim, daging olahan, makanan tinggi gula dengan sedikit asupan sayur dan buah. Selain meningkatkan risiko kanker usus, pola diet ini juga meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes dan hipertensi.
Dari hasil penelitian terdahulu, beberapa makanan dapat mengurangi risiko kanker usus. Biji-bijian utuh atau whole grains dapat menurunkan risiko kanker hingga 56%. Sayur dan buah juga dapat menurunkan risiko. Dengan mengonsumsi buah sebanyak 200 gram/hari, risiko kanker usus dapat diturunkan. Disebutkan bahwa diet budaya Barat banyak menggunakan produk olahan susu yang tinggi lemak hingga meningkatkan risiko kanker. Faktanya, mengonsumsi susu dan olahannya sebanyak 400 gram/hari dapat menurunkan risiko kanker hingga 17% dan jika mengonsumsi hingga 1200 gram/hari dapat menurunkan risiko hingg 30%.
Mengonsumsi daging merah sering diperbincangkan menjadi penyebab kanker usus. Hal ini terkait dengan kadar protein dan lemak didalam daging merah yang dapat memicu mutasi sel hingga menjadi sel kanker. mengonsumsi daging merah sebanyak 150 gram/hari dapat meningkatkan risiko kanker hingga 20%. Selain daging merah, produk olahan daging juga dapat meningkatkan risiko kanker. Konsumsi daging olahan sebanyak 60 gram/hari dapat meningkatkan risiko kanker hingga 20%. Hal ini disebabkan proses pemanasan dan kadar garam berlebih dalam daging olahan yang tidak baik bagi tubuh.
Makanan lain seperti kacang-kacangan, ikan, telur dan makanan dengan kadar gula yang tinggi ternyata tidak terlalu berkorelasi dengan angka kejadian kanker. Sedangkan tidak mengonsumsi daging merah dan daging olahan justru menurunkan risiko kanker hingga 44%. Pola diet yang mengonsumsi asupan tinggi serat dari biji-bijian utuh, sayur dan buah, dilengkapi dengan konsumsi produk susu serta rendah asupan daging merah maupun daging olahan dilihat dapat menurunkan risiko kanker usus. Pola makan tersebut dan perubahan gaya hidup menjadi faktor penting dalam mencegah kanker usus.
Referensi:
Ditulis oleh: dr. Fadhilla Chrisanti
Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM