Kanker usus besar atau kanker kolorektal merupakan keganasan yang terjadi pada wilayah usus besar hingga rectum (usus besar sebelum anus). Kanker ini banyak ditemukan dengan angka kematian tinggi. Asosiasi Kanker Amerika menyebutkan bahwa kanker usus besar merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab kematian kedua terbanyak di Amerika. Terdapat peningkatan 2% setiap tahunnya pada skrining dewasa usia < 50 tahun. Menurut WHO, di Indonesia, kasus baru kanker kolorektal tercatat hingga 34.189 pasien atau 8,6% dari seluruh keganasan. Angka insidensi ini menempati peringkat ke-4 kasus keganasan dengan lebih banyak kasus pada laki-laki. Untuk itu, butuh kewaspadaan dini agar penanganan cepat dan tepat. Apa saja gejala yang dapat muncul pada kanker usus besar? Yuk, kita kenali!
Kanker usus besar sulit didiagnosis karena gejala yang tidak spesifik. Gejala biasanya mirip dengan keluhan dengan penyakit pada pada perut lainnya. Gejala yang tidak spesifik dan sering sembuh sendiri menyebabkan banyak pasien yang mengalaminya tidak segera berobat ke dokter, sehingga deteksi dini sulit dilakukan. Kebanyakan gejala yang muncul berupa gejala kronis seperti gejala pada irritable bowel syndrome (diare, nyeri perut), atau konstipasi kronis. Perubahan pola BAB menjadi lebih sering ataupun konstipasi juga menjadi gejala yang sering muncul. Pola buang air besar menjadi salah satu gejala yang perlu diwaspadai.
Gejala lain yang sering muncul adalah BAB berdarah, meski tidak semua BAB berdarah disebabkan kanker. Darah pada BAB dapat berupa darah segar, yang sering juga muncul pada pasien dengan wasir, atau BAB kehitaman. BAB berdarah ini perlu dokter waspadai untuk melakukan pemeriksaan lanjut kearah kanker. Pasien juga bisa menemukan adanya benjolan pada anus.
Gejala lain yang dapat muncul berupa gejala umum yang muncul pada kanker lainnya seperti lemas, penurunan berat badan, atau nyeri perut. Biasanya kanker usus muncul pada usia lanjut, namun jika ditemukan pada usia < 40 tahun, gejala biasanya semakin tidak spesifik.
Dalam menegakan diagnosis kanker usus, tidak hanya dapat ditegakan dari gejala yang muncul. Gejala yang sering ditemukan sukar dibedakan dengan penyakit saluran cerna lainnya, sehingga sulit melakukan diagnosis dini. Perlu kewaspadaan lebih jika mengalami perubahan pola buang air besar yang signifikan dan segera konsultasikan kepada dokter.
Referensi:
Ditulis oleh: dr. Fadhilla Chrisanti
Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM