Berita

←   Kembali ke daftar berita Mengenal Jenis Kanker Yang Sering Terjadi Pada Anak

Mengenal Jenis Kanker Yang Sering Terjadi Pada Anak

Kanker dapat menyerang anak mulai dari usia bayi hingga usia 18 tahun. Kanker pada anak berbeda dari kanker pada orang dewasa. Jika kanker pada orang dewasa dapat dicegah, sementara kanker pada anak sampai saat ini belum ada pencegahan yang dapat dilakukan karena penyebabnya yang bukan disebabkan oleh gaya hidup. Anak dengan kanker pun mungkin tidak dapat seaktif anak sehat lainnya, karena kanker yang menghambat pertumbuhan mereka, atau terapi yang menghalangi aktivitas mereka. Namun, kanker pada anak dapat disembuhkan, jika terdeteksi dini. Beberapa kanker yang paling sering diidap oleh anak adalah kanker darah atau leukemia, kanker mata atau retinoblastoma, kanker tulang atau osteosarkoma, kanker saraf atau neuroblastoma, kanker getah bening atau limfoma, dan kanker hidung-tenggorokan atau karsinoma nasofaring.

Leukemia

Leukemia adalah kanker yang terjadi pada sel pembentuk sel darah di sumsum tulang. Leukemia dapat bersifat akut maupun kronis, dan dibagi menjadi beberapa tipe. Kelainan yang terjadi berupa produksi sel darah terganggu sehingga sel darah tidak matang dan sempurna, produksi ini berlangsung cepat dan masif, sehingga seld arah tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Leukimia diklasifikasikan menurut waktu progresifitasnya dan jenis sel darah putih yang abnormal: Acute Myeloid Leukemia (AML), Acute Lymphoid Leukemia (ALL), Chronic Myeloid Leukemia (CML), dan Chronic Lymphoid Leukemia (CLL).

Gejala leukemia pada anak biasanya anak akan tampak lebih pucat dan lemah. Anak akan lebih rewel dan napsu makannya menurun. Dapat disertai demam tanpa sebab yang jelas. Anak dapat mengalami perdarahan dan mengeluhkan nyeri pada tulangnya sehingga anak tidak mau berdiri dan berjalan, lebih nyaman jika digendong. Pada riwayat keluarga, bisa ditemukan riwayat kanker darah pada keluarga. Pada pemeriksaan akan ditemukan pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening, pemeriksaan laboratorium juga menunjukan hasil yang abnormal.

Terapi yang dapat dilakukan untuk leukemia berupa kemoterapi, radiasi, antibodi monoklonal, atau transplantasi stem sel hematopoetik. Terapi diberikan tergantung subtipe leukemia, keadaan pasien, usia dan juga komorbid yang menyertai. Penatalaksanaan lainnya berupa penanganan suportif bergantung keadaan pasien dan komplikasi yang mungkin muncul.

 

Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker didalam bola mata. Retinoblastoma merupakan keganasan pada mata yang paling banyak ditemukan pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kanker ini disebabkan oleh mutasi sel kromosom yang dapat disebabkan adanya keturunan genetik mutasi tersebut. Angka kejadian retinoblastoma mencapai 1:16.000-18.000 kelahiran hidup. Retinoblastoma herediter biasanya terjadi pada kedua mata, jenis kanker ini memiliki risiko lebih untuk mengalami kanker sekunder. Sedangkan retinoblastoma nonherediter biasanya bersifat unilateral dan berbentuk tumor solid lokal, mencapai 60% dari seluruh kasus retinoblastoma.

Gejala yang biasanya muncul berupa manik mata berwarna putih, mata kucing (saat di tempat gelap atau terkena flash), mata tampak juling dan tidak ada fiksasi mata dengan pergerakan tangan/objek, kemerahan, pembesaran dan peradangan bola mata hingga tampak menonjol keluar, serta penglihatan buram.

Terapi untuk retinoblastoma memiliki target untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan sebisa mungkin mempertahankan bola mata serta fungsi penglihatan. Jenis terapi bergantung pada stadium retinoblastoma. Terapi utama retinoblastoma adalah enukleasi. Untuk tumor retinoblastoma yang masih berukuran kecil terapi fokal seperti cryotherapy, laser fotokoagulasi, hipertermia, dan iradiasi plak dapat dilakukan. Kemoterapi sistemik yang dikombinasi dengan terapi konsolidasi fokal dan kemoterapi intraarteri dapat diberikan untuk mempertahankan bola mata.

Osteosarkoma

Osteosarkoma adalah salah satu tipe tumor tulang yang ganas, dengan sel keganasan yang memproduksi sel tulang yang imatur. Osteosarkoma adalah keganasan tersering pada tulang yang banyak menyerang pada usia 10-30 tahun, puncak insidensi terjadi pada saat growth spurt di masa remaja. Faktor genetik turut berperan dalam timbulnya osteosarkoma.

Gejala yang biasa muncul berupa nyeri tulang di malam hari atau setelah beraktivitas, adanya pembengkakan, kemerahan dan rasa hangat di area nyeri tulang, dapat terjadi patah tulang setelah aktivitas rutin, adanya keterbatasan gerakan tulang, nyeri yang menetap di punggung, demam, cepat lelah, penurunan berat badan, serta tampak pucat.

Terapi yang diberikan pada pasien osteosarkoma umumnya meliputi kemoterapi dan reseksi seluruh lesi yang terdeteksi. Radioterapi jarang dilakukan pada kasus osteosarkoma kecuali pada kasus dimana tidak dapat dilakukan reseksi atau pembedahan. Kemoterapi tidak diberikan langsung setelah pembedahan, biasanya diberi jarak 21 hari untuk penyembuhan luka pascaoperasi terlebih dahulu.

Neuroblastoma

Neuroblastoma merupakan keganasan sistem saraf yang sering terjadi pada anak, yang berasal dari sel embrional saraf. Gejala klinis yang muncul bervariasi tergantung pada lokasi dan ukuran tumor, usia pasien, serta karakteristik tumor, namun dapat disertai dengan gejala sistemik yang tidak bergantung pada lokasi keganasan. 

Gejala klinis yang muncul seringkali tidak sepsifik untuk dibedakan dari penyakit lainnya. Gejala juga bergantung pada lokasi tumor. Gejala yang sering ditemukan antara lain adanya benjolan yang nyeri, biasanya di perut, leher atau dada, pendarahan di sekitar mata dan mata menonjol, terdapat nyeri tulang, perut terasa penuh disertai diare, penurunan salah satu kelopak mata, kontraksi pupil, mata kering, pembengkakan di leher nyeri, lumpuh, gangguan fungsi kandung kemih dan usus, penurunan berat badan serta demam.

Terapi pada anak dengan neuroblastoma bergantung pada lokasi, ukuran, dan stadium tumor yang dialami. Biasanya terapi yang dapat diberikan berupa pembedahan, kemoterapi, dan imunoterapi. Beberapa anak mungkin menjalani observasi berkala tanpa pembedahan, seperti pada pasien dengan tumor berukuran kecil (<5 cm) dapat dipantau dengan pencitraan tiap 6–12 minggu. Untuk tumor yang berukuran lebih besar atau tumor dengan penambahan ukuran >50% setelah observasi, akan dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan.

Limfoma

Limfoma merupakan keganasan pada sistem limfoid atau jaringan getah bening yang bersifat padat dan disebabkan adanya mutasi genetik. Limfoma dibagi ke dalam beberapa tipe, yaitu tipe klasik (subtipe nodular sclerosing, subtipe mixed cellularity, subtipe lymphocyte depleted, subtipe lymphocyte rich), dan tipe nodular lymphocyte predominant. Limfoma tipe klasik merupakan tipe limfoma yang paling sering dijumpai, yakni 95% dari keseluruhan kasus limfoma.

Gejala yang muncul biasanya tidak spesifik. Namun, beberapa gejala yang harus diwaspadai berupa pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha, dan tanpa rasa nyeri, adanya sesak napas, tersumbatnya saluran pencernaan, demam yang menetap selama 1-2 minggu lalu membaik tapi kemudian demam kembali, gatal seluruh tubuh tanpa sebab yang jelas, keringat malam, lemah, lesu, napsu makan berkurang, dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan akan ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, hati, dan limpa.

Terapi untuk pasien limfoma bergantung pada tipe dan stadiumnya yang berupa radioterapi, kemoterapi dan terapi kombinasi. Pasien memiliki daya tahan tubuh yang rendah, maka mungkin pasien dapat dirawat di ruang isolasi. Pada pasien stadium awal, dapat dilakukan pembedahan kelenjar getah bening.

Karsinoma Nasofaring

Karsinoma nasofaring adalah keganasan pada jaringan diantara hidung dan tenggorokan. Penyebabnya dapat berupa infeksi Epstein-Barr Virus (EBV), genetik maupun faktor lingkungan. Angka kejadian karsinoma nasofaring di dunia sebesar <1 per 100.000 penduduk per tahun. Sedangkan di Indonesia, karsinoma nasofaring menempati peringkat ke-4 kanker tersering yang mencapai 6,2 kasus per 100.000 penduduk per tahun.

Keluhan yang biasa ditemukan pada pasien adalah didapatkan benjolan atau massa di leher yang merupakan sebaran kanker ke kelenjar getah bening. Selain itu, biasanya pasien mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari telinga/otitis akibat adanya sumbatan oleh tumor didalam saluran diantara telinga dan tenggorokan atau tuba eustachius. Keluhan lain yang juga perlu dicurigai adalah rasa tersumbat di hidung, mimisan berulang terutama apabila disertai nanah, epistaksis berulang, sekret hidung yang disertai darah, gangguan pendengaran atau telinga berdenging, nyeri kepala dan gangguan penciuman.

Pilihan terapi untuk pasien dengan karsinoma nasofaring berupa radioterapi, kemoterapi, dan tindakan operatif sesuai keadaan masing-masing pasien. Namun, radioterapi merupakan terapi dari karsinoma nasofaring pada semua stadium. Tindakan operasi hanya dilakukan untuk melakukan biopsi dan tujuan diagnosis. Selain itu, terapi lain diberikan sesuai keluhan pasien

 

Referensi

  1. Centers for Disease Control and Prevention. Questions and Answers About Leukemia. Available from: https://www.cdc.gov/nceh/radiation/phase2/mleukemi.pdf.
  2. Kanski JJ, Bowling B. Kanski's Clinical Ophthalmology – 8th Edition A Systematic Approach. Edinburgh: Elsevier; 2016.
  3. Taran SJ, Taran R, Malipatil NB. Pediatric Osteosarcoma: An Updated Review, Indian J Med Paediatr Oncol. 2017;38(1):33-43. doi:10.4103/0971-5851.203513
  4. Mahapatra S, Challagundla KB. Neuroblastoma. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021.
  5. Kaseb H, Babiker HM. Cancer, Hodgkin lymphoma. NCBI. 2019. Available at https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499969/
  6. Simo R, Robinson M, Lei M, Sibtain A, Hickey S. Nasopharyngeal carcinoma : united kingdom national multidisciplinary guideline. J Laryngo Otology, 2016. 130(S2): S97-S103.

 

Ditulis oleh: dr. Fadhilla Chrisanti

Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM