Hai sahabat Onki semuanya!
Menjadi seorang caregiver tentu merupakan tugas yang sangat mulia. Namun, salah satu hal yang paling penting – namun sering terlupakan – yaitu adalah untuk care atau peduli akan diri sendiri. Kesehatan jasmani, rohani, dan mental dari seorang caregiver sangatlah penting bagi orang yang ia rawat.
Seorang caregiver mungkin mengalami periode dimana ia merasa stress, cemas, depresi, dan frustrasi. Lalu apa dong yang bisa dilakukan?
Carilah dukungan dan support dari orang lain
Memiliki perasaan bersalah, marah, sendirian, takut, dan/atau sedih merupakan hal yang wajar bagi caregiver. Membicarakan hal-hal ini dengan keluarga atau orang lain sesama caregiver bisa membantu anda menghadapi perasaan tersebut. Seringkali, anda bisa menemukan solusi ini melalui support group kanker yang ada disekitar anda.
Luangkan waktu juga untuk dirimu dan hubunganmu dengan orang lain
Menghabiskan waktu untuk hal-hal positif yang membuatmu bersemangat merupakan bentuk refreshing yang optimal. Beristirahat dari rutinitas sesekali tidak akan menghambat tugasmu sebagai caregiver, malah akan membuat energimu menjadi ter-charge kembali. Selain itu, buatlah relasi dengan orang-orang yang memberi energi positif dalam hidupmu.
Rawatlah tubuhmu dengan baik
Hal ini dapat dilakukan dengan berolahraga, makan makanan bergizi, minum air yang cukup, dan beristirahat yang cukup. Terkadang, stress dari menjadi seorang caregiver bisa mendorong anda ke kebiasaan yang tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau penyalahgunaan obat. Jika anda kesulitan dalam mengubah kebiasaan ini, jangan ragu untuk menghubungi tenaga professional.
Kenali Tanda-Tanda dari Stres
Jika merasakan hal-hal ini, para caregiver bisa belajar untuk mengendalikan / memanajemen stres. Beberapa cara untuk membuat diri menjadi rileks antara lain adalah:
Don’t be hard on yourself
Tidak jarang, caregiver mengalami perasaan marah atau frustrasi, dan mereka merasa bersalah akan perasaan ini. Carilah cara yang positif untuk menghadapi perasaan-perasaan ini, seperti misalnya curhat dengan teman, berolahraga, atau menulis catatan harian.
Jika memang dirasa perlu, jangan pernah ragu untuk meminta bantuan tenaga ahli ya. Pergi ke Psikolog atau Psikiater bukanlah suatu aib. Meminta bantuan dari orang lain juga bukanlah hal yang buruk. Tidak semua hal bisa kita hadapi sendiri, dan itu sangatlah normal.
Referensi
Ditulis oleh: dr. Damianus Galih Panunggal
Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, Sp.PD-KHOM