Kanker serviks merupakan keganasan yang menyerang leher rahim yang disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Infeksi HPV yang menyebabkan HPV biasanya ditularkan melalui hubungan seksual yang terkontak dengan virus tersebut. Seperti apakah virus HPV dan apakah virus HPV hanya menyebabkan kanker serviks? Yuk sobat sehat simak!
Infeksi human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab berbagai macam penyakit yang menjadi beban kesehatan dan ekonomi di seluruh dunia. Diperkirakan peluang bagi perempuan dan laki – laki yang aktif secara seksual untuk terinfeksi HPV adalah sekitar 50 % – 80%. Infeksi HPV merupakan salah satu penyebab penyakit menular seksual dengan prevalensi tinggi dan jutaan kasus terjadi setiap tahunnya. HPV memiliki banyak tipe, dari berisiko tinggi hingga rendah yang dapat menyebabkan berbagai penyakit bukan hanya menyebabkan kanker serviks.
Human papillomavirus (HPV) merupakan virus DNA kecil yang termasuk ke dalam genus Papillomavirus dari family Papovaviridae. Merupakan virus dengan struktur DNA yang menyandikan 8 gen pada genom yang berukuran kecil. Virus papiloma pertama kali berhasil diisolasi dari kelinci cottontails pada tahun 1933. Virus ini merupakan kelompok besar, setidaknya terdiri dari lebih 200 tipe berbeda telah berhasil diidentifikasi dan kemungkinan jumlahnya masih akan terus bertambah di masa mendatang. Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual. Virus ini terutama ditularkan melalui hubungan seksual termasuk oral sex, anal sex, dan hand sex.
Infeksi HPV dapat menyebabkan kondisi bervariasi mulai dari kasus yang jinak, seperti: kutil, papiloma, kondiloma, sampai ganas. Lebih dari 40 tipe HPV yang di identifikasi dapat menyebabkan infeksi pada permukaan mukosa anogenitalia, saluran napas dan saluran pencernaan bagian atas. Secara umum HPV dibagi menjadi dua grup utama yaitu tipe low risk yang predominan menyebabkan kutil jinak dan tipe high risk yang sering dihubungkan dengan penyakit keganasan. HPV tipe low risk, antara lain: HPV 6, 11, 40, 42, 43, 44, 54, 61, 70, 72, dan 81. Dua virus tipe low risk utama yang tersering menyebabkan kutil pada mukosa anogenital adalah HPV 6 dan 11. Terdapat sekitar 15 HPV onkogenik atau tipe high risk yang menginfeksi saluran genitalia, antara lain HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59 dan 68, 73 dan 82, 83 (ada di 2) tapi dua tipe utamanya adalah HPV 16 dan 18 yang menjadi penyebab lebih dari 70% kasus kanker serviks. HPV tipe high risk terutama tipe 16 dan 18 juga dihubungkan dengan 90% kasus kanker anal dan 40% kasus kanker penis, vulva dan vagina. Infeksi HPV juga dihubungkan kasus kanker laring (10-20%) dan tonsil (sekitar 50%).
Siklus infeksi dimulai dari masuknya virus kedalam lapisan sel. Virus dapat masuk akibat adanya mikrotrauma pada saat terjadi aktivitas seksual. Masuknya sel akan berikatan dengan reseptor di lapisan epitel sel. Kemudian virus masuk kedalam inti sel dan melakukan replikasi sehingga terjadi pembelahan sel yang mengandung ribuan virus didalamnya. Infeksi HPV umum terjadi dan dapat sembuh sendiri, namun lebih rentan pada orang dengan gangguan imun. HPV tidak meninggalkan tanda pada sistem imun karena HPV tidak merusak sel (pembelahan sel terjadi secara normal) sehingga sulit mendeteksi adanya infeksi HPV dari sistem imun. Karena hanya komponen genetik yang dirusak oleh HPV, maka pembelahan sel yang mengandung HPV terus terjadi. Sel inilah yang berkembang menjadi sel kanker serviks.
Sebagian besar infeksi HPV awal tidak menimbulkan gejala (asimptomatis), tidak disadari atau subklinis. Infeksi HPV yang asimptomatis biasanya self-limited, diperkirakan lebih dari 50% individu yang sexually-active paling tidak pernah terinfeksi HPV satu kali selama hidupnya. Infeksi HPV onkogenik yang persisten adalah faktor risiko yang sangat besar dalam berkembangnya menjadi kanker dan pra-kanker. Karena infeksi yang sulit dideteksi, pencegahan untuk tidak terinfeksi HPV terutama pada mukosa saluran reproduksi menjadi penting. Pencegahan dapat dilakukan dengan pencegahan primer, sekunder, tersier dan paliatif. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan berbagai cara yang bertujuan utama mencegah infeksi HPV antara lain: tidak melakukan hubungan seksual, penggunaan alat kontrasepsi mekanik dan vaksinasi. Pencegahan sekunder bertujuan menemukan lesi prekanker dan tatalaksana secara dini melalui skrining.
REFERENSI
Ditulis oleh: dr. Fadhilla Chrisanti
Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM