Sebagai penyebab kematian akibat kanker nomor 1 pada wanita Indonesia, sangatlah penting bagi kawan sehat untuk mengedukasi diri tentang kanker payudara. Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 60-70% pasien kanker payudara baru datang ke dokter dan menerima diagnosa pada stadium lanjut. Padahal, jika kanker payudara ditemukan pada stadium awal (lokal), angka keberlangsungan hidup dalam 5 tahun adalah 99%. Sedangkan, pada stadium lanjut (distant), angka keberlangsungan hidup dalam 5 tahun menurun hingga 29%.
Jadi, bagaimana caranya melakukan deteksi dini kanker payudara?
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Setiap wanita disarankan untuk mengenali payudaranya dalam kondisi normal, sehingga ketika ada perubahan, baik dalam bentuk, warna, ukuran, tekstur, dan kelainan lainnya, maka wanita dapat segera berkonsultasi dengan dokter. Untuk itu, metode SADARI bertujuan agar wanita dapat rutin memeriksa payudaranya sendiri dan menemukan perubahan secara dini.
SADARI disarankan dilakukan rutin setiap bulan bagi wanita di atas 20 tahun. Waktu terbaik untuk SADARI adalah setiap selesai menstruasi (hari ke-7 sampai 10 terhitung dari hari pertama haid) bagi wanita yang masih menstruasi. Sedangkan, bagi wanita yang sudah menopause, disarankan untuk memilih tanggal yang tetap setiap bulannya untuk SADARI.
SADARI dapat dilakukan dengan 6 langkah berikut:
Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)
Berbeda dengan SADARI yang dilakukan sendiri, SADANIS adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih, seperti dokter. SADANIS dapat dilakukan di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit.
Wanita berusia 25-39 tahun disarankan untuk SADANIS sebanyak 1x setiap 1-3 tahun, serta wanita di atas 40 tahun disaranakan untuk SADANIS sebanyak 1x per tahun.
Pencitraan Payudara
Terdapat beberapa jenis pemeriksaan pencitraan payudara, diantaranya adalah mammogram, USG payudara dan MRI. Mammogram adalah pemeriksaan yang pertama kali dilakukan jika diperlukan pemeriksaan pencitraan pada payudara. Mammogram merupakan X-Ray dosis rendah pada payudara yang dapat mendeteksi kanker payudara pada stadium awal, termasuk dapat mendeteksi kelainan lain seperti kista payudara atau kalsifikasi.
Pada pemeriksaan mammogram, dokter akan meminta pasien untuk membuka baju dan bra. Dengan posisi duduk atau berdiri, dokter akan mengarahkan payudara di antara 2 pelat yang akan menekan payudara hingga jaringan di dalamnya rata. Gambar hasil akan diambil dari beberapa sudut dengan kondisi pasien menahan napas selama beberapa detik. Jika pasien merasakan nyeri, maka tekanan pada payudara dapat disesuaikan.
Mammogram rutin direkomendasikan bagi wanita usia 40-44 tahun sebanyak 1x per tahun (opsional), 45-54 tahun sebanyak 1x per tahun (rekomendasi kuat), dan di atas 55 tahun sebanyak 1x per 2 tahun, atau melanjutkan pemeriksaan 1x per tahun.
Referensi:
Ditulis oleh: dr. Salma Suka Kyana Nareswari, MRes
Disunting oleh: dr. Daniel Rizky, SpPD-KHOM